Menempuh jalan berlobang demi masa depan
Ya…,sepertinya tidak ada kata lain yang keluar dari
mulut untuk mengobarkan semangat para warga
yang menjual hasil pertaniannya di daerah perbatasan.
Sebut saja Soni, warga paket B kecamatan Tujuh belas, kabupaten
Bengkayang, pria yang berumur 27 tahun ini adalah salah satu dari sekian banyak
orang yang memasarkan hasil pertaniannya
di serikin daerah perbatasan dengan malasiya , seperti Buncis, terong, cabe,
tomat dll. Dari kampung paket B, dia dan teman-temannya yang lain harus menempuh jalan rusak, penuh bebatuan dan
berlobang serta jembatan yang hampir
roboh disepanjang jalan menuju kecamatan sanggau ledo, yang jaraknya sekitar 5
km tersebut...,dan setelah itu harus meneruskan lagi perjalanan untuk sampai ke
tempat yang di tuju, yaitu serikin.
namun tidaklah mudah bagi mereka untuk berputus asa demi
mengejar rejeki di dapur tetangga tersebut. Saya masih ingat, pada waktu itu.
Tanggal 10 januari 2012 soni melewati jembatan rusak yang letaknya tidak jauh
dari depan rumahku,” wakk…tolong dorong wak,,kepleset”.. sayapun bergegas
memberikan pertolongan, karena motornya
yang penuh dengan sayur buncis saat itu kepleset di lobang jembatan.
Setelah saya dorong, diapun berhenti untuk menghirup udara sejenak sambil saya bertanya “ mas Soni ngak capekkah
jauh-jauh pergi ke serikin dengan menempuh jalan seperti ini”…sambil
terengah-engah dia menjawab” kuesel ki wes biasa wak…inilah masa depanku”
Setelah itu dia langsung menghidupkan motornya dan segera
melanjutkan perjalanan, dan sayapun segera menuju rumah.,teringat sejenak,
betapa melelahkannya jalan yang di tempuh para petani sayur untuk menjual hasil
kerja mereka ke daerah perbatasan tersebut.